Google Analytics

Saya memakai Anaytics lebih dulu dibanding Webmaster dan sempat diselingi kekecewaan. Kejutan pertama adalah tampilan di Analytics yang disajikan menggunakan Flash. Terasa janggal untuk gaya Google yang lebih menyukai teks dan elemen HTML “apa adanya”. Flash adalah pertanda buruk dan terus terang sering saya awali dengan praduga bersalah. Flash itu pula yang saya jauhi dari FlickrBadge — lebih baik saya tunjuk-tanpa-tender JavaScript. Gara-gara spekulasi Google dengan mensyaratkan Macromedia Flash Player 8, grafik mereka yang seharusnya indah menjadi ompong sonder legenda di Ubuntu. Siapa yang patut dipersalahkan jika pemutar Flash untuk Linux tertinggal satu versi terhadap Microsoft Windows?

Lebih fatal lagi: dengan koneksi keroyokan ala kantoran, petak-petak Flash tersebut melompong di siang bolong…

Walaupun saya tetap berkompromi: skrip Analytics saya pasang lagi, toh ada kemungkinan saya memerlukan laporan yang sudah dikelompokkan untuk eksekutif, pemasar, dan tuan Web. Budi Putra pernah bercerita cara dia mempresentasikan pengunjung blognya a.l. cukup dengan menyajikan materi di Google Analytics.

Demikianlah Google. Seperti yang sudah-sudah, saya acung jempol untuk mereka karena sering menyuguhkan kemudahan untuk pekerja teknis.

0 comments: